Selasa, 13 November 2012

Cerpen-ku adaptasi film Memento


Memori
Dhika sedang berjalan menelusuri jalan sambil memegang buku harian Sheila, kekasih Dhika. Sebulan yang lalu mereka adalah sahabat sejati yang lama kelamaan merangkap  menjadi pasangan. Dhika merasa Sheila merupakan bagian dari hidupnya. Dia berharap Sheila  bisa menemaniDhika selama hidupnya sampai akhir hayat. Pergi bersama menelusuri jauhnya jalanan, meratapi keindahan alam bersama sambil menghitung berapa bintang dilangit, dan berbagai hal lainnya yang dilakukan mereka bersama guna menambah kemesraan. Tiga kata pun di keluarkan Dhika ke Sheila “ Aku cinta kamu.”
Timbulah saat yang sangat tidak dinantikan Dhika. Saat iman Sheila mulai goyah akan kekuatan cintanya terhadap Dhika. Setelah sekian lama berpasangan Dhika mulai jarang menemani Sheila karena kesibukan Dhika. Sheila pun menemui Dhika dan berkata, “Aku mulai merasa kita bukan satu bagian kamu lagi.” Sheila pun langsung berlari menuju jalan raya yang penuh kendaraan berkecepatan tinggi. Saat Dhika berhasil membuat Sheila berhenti, Dhika pun berkata “Shei, aku minta ma……” Sebuah mobil pun menabrak mereka berdua.
Mereka berdua dibawa ke rumah sakit. Sheila pun terbaring koma karena kejadian itu, Dhika hanya luka di kepala. Tetapi luka dikepala ini setelah didiagnosa sudah membuat Dhika menderita. Dhika menderita Short Memory Term atau memori jarak pendek. Setiap kejadian yang baru dia lakukan maka beberapa saat kemudia dia akan lupa. Dhika masih ingat tentang Sheila dan bagaimana dia mematahkan hatinya. Dokter mengatakan agar dia tidak lupa dengan kejadian yang sudah berlangsung, ada baiknya dicatat atau difoto. Dhika memasuki kamar Sheila dan menemukan Sheila terbaring lemah. Disampinya Sheila terdapat buku hariannya. Dhika pun mengambil buku itu
Sesaat Dhika berjalan sambil membaca buku Sheila, dia menemukan gambar anjing dengan tulisan “Benny”. “Mungkin inilah lelaki jalang yang merebut Sheila dariku”bilang Dhika. Dhika ingat perkataan dokter, lalu dia mengambil pulpen dan menuliskan di tangannya “Benny pencuri Sheila-ku”. dia buka lagi buku Sheila dan menemukan tulisan Enigma sebagai pengenal Benny ke Sheila. Dhika pun menulis CARI ENIGMA di tangannya.
Keluar dari rumah sakit, Dhika disambut oleh seseorang. “Hai Dhika, kenalkan aku Benarto, biasa dipanggil Narto.” “Halo To, tunggu sebentar !” Dhika pun memotret Narto, dan memberi judul gambarnya “Narto”. Dhika pun bertanya kepada Narto tentang bagaimana Sheila dan Dhika bisa dikenal olehnya. Narto menunjukan foto Sheila dan Narto saat kecil dengan seekor anjing. “ Yang ini anjingku yang namanya sama dengan aku waktu aku kecil.”Dhika tertawa kecil. Dia hanya membayangi saat ibunya memanggil anjingnya yang menyaut adalah Narto dan sebaliknya. Kemudian Dhika pun bertanya “apakah kau kenal Enigma ?” “Enigma? Maaf tidak.” Jawab Narto. Ia melihat di saku Dhika ada sebuah buku, “bolehkan aku pinjam bukumu?” Saat Dhika melihat ada buku di sakunya, ia bingung. Untuk apa buku harian Sheila dia bawa. Dhika pun memberi buku itu ke Narto.
Dhika melanjutkan prjalanan untuk mencari pria berinisial Benny ini. Maka ia memulai pencarian di warung internet. Nama orang pada zaman ini sangat mudah dicari, apalagi dengan internet. Sayangnya sesaat ia duduk di warung internet, ia pun lupa dengan apa yang harus dicarinya. Selama satu jam dia berdiam diri meikirkan apa yang harus dikerjakannya, ia pun pergi ke toilet. Di toilet ia mencuci tangannya. Saat membuka tanganya ada tulisan Benny pencuri Sheila-ku dan Enigma. Saat itupun dia kembali ke komputer untuk mencatat alamat Enigma berada di kertas.




Dhika pun pergi ke Enigma. Dhika pun langsung pergi ke rumah tanpa buku itu. Setelah Dhika berada di depan rumah Enigma, ia pun lupa segala tujuan apa yang menyebabkan dia menuju tempat tersebut. Yang ia lihat hanya sebuah baretan di tangannya bertulis Enigma. Enigma pun membuka pintu rumahnya dan melihat Dhika. “Apa yang kamu lakukan disini, Dhika?” Tanya Enigma. “Aku tidak tahu, dan bagaimana kamu mengenal aku?” balas Dhika”aku pun kesini karena tulisan Enigma di kertas ini.” Enigma tahu tentang Dhika melalui Sheila, ia hanya mengetahui dia sebagai mantan Sheila.Dhika langsung mengambil kamera dan memotret Enigma dan member judul “Enigma”. Dhika menceritakan kejadian yang menimpa dirinya tentang ingatannya yang jarak pendek dan hubungannya dengan Sheila.
Enigma tidak percaya tentang kondisi Dhika, mengambil gelas dan meludahi gelas itu, “ludahi gelas ini tolong” minta Enigma ke Dhika. Dhika ludahi gelas tersebut. Sambil mengisi gelas itu dengan air kopi Enigma bercerita. Enigma hanya tahu tentang ketidak pedulian Dhika kepada Sheila sejak beberapa bulan yang lalu. Setelah itu Enigma menyodorkan air kopi bekas gelas tadi. Dhika langsung meminumnya satu teguk. Enigma tertawa terbahak- bahak. Dhika bertanya “ Kenapa sob ?”, “Tidak apa apa” jawab Enigma.
 Dhika pun berusaha untuk meminta maaf dan mencoba untuk kembali ke Sheila, tapi karena kehadiran Benny, maka kisah percintaan mereka mulai runtuh. Mendengarnya enigma pun tertawalagi “ hahahaha, hanya karena Benny kamu kayak gini. Gak mungkin deh bisa balikan, apalagi ditambah kondisi kamu kayak gini.” Dhika pun mendengarnya agak kesal. Bukannya memerdulikan Dhika malah menertawakan dan merendahkan dia.
“Sudah mimpi dirimu akan mendapatkan kembali Sheila, dengan Benny saja kalah, cupu!” ejek Enigma. Mendengarnya  Dhika pun menampar Enigma. Enigma dan Dhika pun terdiam kaku. Enigma pun merasa mungkin Dhika ingin sekali kembali ke Sheila. “Baiklah, kalau kamu ingin tahu si Benny ini, tolong habisi mantanku bernama Haekal.” Dhika menolak, “Aku tidak akan melakukannya.” “Dengan kondisi mu sepertiaku bisa memanfaatkan kamu.”Enigma bilang dengan senyum manisnya. “Buktikan” tantang Dhika. Enigma pun keluar rumahnya selama lima menit. Dhika pun mencari pulpen, pisau, dan apa saja yang bisa  dipakai untuk menuliskan kejadian baru saja terjadi. Dhika berusaha konsentrasi terhadap apa yang baru terjadi.
Enigma pun masuk setelah 5 menit. Dan Dhika berkata “Ada apa ?” seolah tidak ada yang terjadi?” Aku ditampar” jawab Dhika bohong. “siapa yang melakukan?” Tanya Dhika. “Haekal, didekat jalan besar” jawab Enigma. Dhika langsung menyebrangi jalan besar depan rumah Enigma. Dia pun langsung mengetuk pintu, saat Haekal membuka pintunya, Dhika menerjang Haekal seperti macan menerkam kijang. Seketika Haekal langsung pingsan. Dhika saat ingin memukul Haekal dengan botol minuman keras, ia pun berkata pada dirinya “apa yang ku pegang ini ?” Dhika mengira dirinya mabuk karena memegang botol dan melihat Haekal terbaring. Dia pun langsung memfoto Haekal dan keluar. Diluar rumah ada motor milik Haekal, Dhika juga memotretnya dan memakainya untuk pergi ke rumah Enigma.
Enigma melihat dari kejauhan bahwa motor Haekal datang, ia langsung menyembunyikan diri dirumahnya. Saat motor dekat, ternyata dhika yang bawa, ia bingung. Dhika langsung menunjukan foto Haekal dan berkata, “ini siapa ? “ sambil Gerang. Enigma langsung memeluk Dhika dan berkata “ini bukan siapa siapa. Oh iya ini janjiku karena kamu sudah melakukan yang aku mau.” Enigma memberi Dhika alamat Benny.
“Benny pernah memberi sesuatu yang berharga kepada Sheila.” Enigma pun mengantar Dhika keluar rumah. Di luar ada motor milik haekal, Dhika mengeluarkan kameranya dan mengecek foto motor itu lalu menunjukan ke Enigma,”motorku”. Enigma hanya bisa tertawa “hahaha, iya iya aja ,deh. Oh ya, kenapa kamu ingin sekali bertemu si Benny ini, padahal kamu pasti melupakannya”. “Aku Cuma mau tahu si Benny ini.” jawab Dhika. Sebelum Dhika menaiki motor, Enigma memberi Dhika pulpen. “Biar ga lupa!” bilang Enigma. Dhika hanya tersenyum.


Dhika pun menaiki motor itu dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Sheila. Setelah satu  meter berjalan,  dia melihat Narto datang menuju dia. Dengan cepat alamat di kertasnya ditulis ditangan dia bagian telapak tangan dan langsung menutupinya.Kertasnya pun dibuang.. Narto pun memergoki Dhika “Untuk apa kamu kerumah dia?” tanya Narto.”Aku mencari sesuatu yang harus kudapatkan.” Jawab Dhika. Dhika pun penasaran apakah dari tadi dia merasa bahwa Narto sudah mematai Dhika sejak dia ke Enigma. “Hati-hati loh, dia bukan perempuan yang bisa dipercaya.” Dhika pun langsung melanjutkan perjalanan ke rumah sakit.
Disepanjang jalan dia memikirkan tentang bagaimana Narto tahu tentang Dhika. Sejenak dia berhenti di tengah jalan yang sepi, dan menuliskan dengan pulpen sebuah catatan ditangannya yang masih mulus, Narto bukan orang yang bisa dipercaya. Setalah itu dia pun melihat ke atas sebuah papan besar bertuliskan menuju ke Rumah Sakit. Dia pun bertanya ke dalam dirinya. “Untuk apa aku kerumah sakit?” dia pun mengecek semua coretan yang ada di tubuhnya. Dia pun teringat dengan Benny. Karena hari mulai gelap dia pun pergi ke alamat rumah Benny.
Hari sudah gelap. Dhika sudah tiba di depan rumah Narto, ia bingung mengapa alamatnya sama dengan rumah dari Sheila. Karena dendam sudah menguasainya, ia pun tidak memperdulikannya. Ia ketuk pintu itu dan seorang lelaki membuka pintanua dan berkata “Dhika !!” tanpa pikir panjang Dhika pun menghabisi seorang lelaki yang bermuka samar samar karena kegelapan malam. Saat sang lelaki sudah terbaring lemah, Dhika menyalakan sakelar lampu dirumah Benny. Ternyata Narto yang terbaring. “Benny?’ teriak aku. “Itu nama sewaktu aku kecil” sahut Narto sambil meraut kesakitan. Benarto dipanggil Benny saat kecil, dan saat dewasa dipanggil Narto. Secara tiba tiba Dhika teringat dengan tawa Enigma.